Sejak kecil dia tinggal bersama neneknya yang sudah tua rentan
itu.Ayahya yang sudah meninggal karena tabrakan saat pulang bekerja dan akan
menuju ke rumah sakit hendak melihat si buah hati mungilnya telah lahir.Ibunya
pun menghembuskan nafas terakhirnya saat melahirkan adiknya,sejak dia berumur 2
tahun dia sudah di asuh oleh neneknya.Dan dia harus belajar mandiri karena dia
mempunya 2 orang saudara,adik dan kakaknya tinggal bersama tantenya,karena
tidak mungkin mereka semua tinggal bersama neneknya,sedangkan neneknya sudah
tua rentan,dan hanya bekerja sebagai seorang penenun,
Kini Geza sudah mulai tumbuh dan beranjak dewasa,teman-teman
sebayanya sudah mulai masuk sekolah,sedangkan dia harus banting tulang bekerja
di ladang membantu neneknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencari
sesuap nasi agar dia dapat bertahan hidup.
Program wajib sekolah 9 tahun dari pemerintah,menggerakkan
pintu hatinya untuk brsekolah sama seperti teman-temannya,sebenarnya dari dulu
dia sangat ingin untuk bersekolah sama seperti teman-temannya yang lain,tetapi
karena keadaannya yang tidak mampu untuk membiayai sekolah,maka dia memilih untuk membantu neneknya untuk
mendapatkan sesuap nasi.
Kini Geza sudah bisa bersekolah,walaupun sepulang sekolah dia
harus membantu neneknya bekerja mencari uang,tapi dia sudah senang karena dia
bisa menimba ilmu.Geza sangat berkeinginan untuk membahagiakan neneknya,karena
neneknya sudah merawatnya dari dia kecil sampai dia remaja.Geza berniat akan
membawa neneknya ke mekkah,meskipun sekarang neneknya sudah tua
rentan,sedangkan Geza baru duduk di bangku kelas 3 SD,tapi Geza tetap otimis
dan selalu bertekad dia akan membahagiakan neneknya dan akan membawa neneknya
ke mekkah.
Suatu hari sinenek jatuh pingsan saat mencari kayu bakar
kehutan untuk memasak,tidak seorangpun yang mengetahuinya.Saat Geza pulang
sekolah,dia memanggil neneknya,ternyata
neneknya tidak ada di rumah.Bergegas dia pergi ke hutan untuk mencari
neneknya,karena tidak biasanya si nenek jam segini tidak ada di rumah.
Sesampai di hutan,Geza melihat neneknya terkapar tak berdaya
di bawah pohon yang rindang,dia menyangka neneknya tertidur.Ternyata setelah
dia memanggil neneknya,si nenek tidak sadarkan diri,gezapun menangis dan
berteriak meminta tolong.
Seminggu berlalu nenek Geza sakit,penyakitnya bertambah
parah.Geza harus menggantikan semua pekerjaan neneknya.Hingga suatu hari nenek
Geza meninggal dan Gezapun harus tinggal sebatang karang di rumah itu.
Karena hidup yang susah,Geza terpaksa untuk tidak bersekolah
lagi.Dia memilih untuk menjadi seorang pedagang ikan di sebuah pasar yang tidak
jauh dari rumahnya.Sebelum berjualan di pasar,Geza harus memancing dulu di
sungai.
Suatu hari Geza pulang dari pasar,karena kebetulan jualannya
cepat habis.Dia bertemu dengan seorang musafir,lalu musafir itu bercerita
kepadanya.
“Ada dua jenis uang
berbeda sedang.Yang mana ada sehelai uang lembaran Rp.1000 dan
Rp.100.000.mereka di cetak di bank yang sama,dengan kertas yang sama,hingga
suatu ketika mereka di edarkan ke masyarakat luas.
Tiga bulan kemudian mereka bertemu di dalam dompet geza.lalu
terjadilah percakapan antar kedua lembaran uang kertas tersebut.
Rp.100.000 :” kenapa
badanmu terlihat begitu kotor,berbau amis,dan terlihat jelek?”
Rp.1000 :”karena
setelah kita berpisah,aku langsung di pegang oleh rangyat jelatan,masyarakat
rendahan,pengemis,tukang becak.kalo kamu kenapa masih terlihat utuh dan masih
baru?”
Rp.100.000
:”karena saat baru keluar dari bank,aku langsung mampir ke wanita cantik yang
kaya raya.aku di simpan di tempat yang sangat rapi.disana teman-temanku sangat
banyak.aku selalu mampir di mall,restaurant,dan hanya sesekali di keluarkan
dari dompet”.
Rp.1000 :”pernahkah kamu mampir ketempat-tempat
ibadah?”
Rp.100.000 :”tidak pernah”
Rp.1000
:”kasihan sekali kamu,cantik-cantik begini gak pernah mampir ke tempat-tempat ibadah.percuma tubuhmu
rapi,terlihat seperti masih baru,tapi gak pernah memberikan manfaat untuk
rakyat jelata,dan tidak pernah pernah digunakan untuk mencari pahala.
Uang rp.100.000 menangis tersedu-sedu,dia malu kepada uang
1000 yang jelek tapi bermanfaat bagi semua kalangan.
Musafir itu berpesan kepada geza.kamu jangan putus asa dalam
menjalani hidup ini nak,karena tidak ada gunanya hidup kaya namun tidak
memberikan manfaat kepada orang lain.biarlah jadi orang kalangan
sederhana,jelek,tetapi bermanfaat bagi orang banyak.
Geza termenung seraya mencerna kata-kata dari musafir itu.lalu
dia bertanya,”kakek mau kemana?”.”saya musafir hendak menyampaikan amanat
kepada orang-orang yang beriman”.
Kakek tersebut pamit dan melanjutkan perjalanan.lalu geza
berkata “ saya harus bisa menjadi uang Rp.100.000 yang bersifat seperti uang
Rp.1000.
Geza tumbuh menjadi besar dan mulai dewasa.Masa-masa remajanya
yang diisi dengan bekerja membanting tulang,untuk kelansungan hidupnya.Geza tak
sama seperti teman-temannya yang lain,yang bisa berhuru hara
kesana-kemari.Namun geza tidak pernah menyesali keadaannya.
Suatu hari saat geza hendak pergi kesungai untuk memancing
ikan,geza bertemu dengan segerombolan orang membawa pisau.Geza pun terkejut,dan
mencoba untuk menghindarkan diri dari orang-orang itu.geza pun melanjutkan
perjalanannya melewati jalan yang lain.Setelah selesai memancing ikan,geza
langsung bergegas pergi ke pasar untuk menjual hasil pancingannya itu.
Siangpun berlalu dan langitpun mulai menimbulkan cahaya orange
di ufuk barat.Azan magrib berkumandang di masjid dan mushola.geza bergegas
untuk berwudhuk dan melakukan sholat magrib.setelah sholat magrib,geza selalu
berdoa kepada allah swt agar dia selalu diberi kesehatan oleh allah dan tidak
lupa mendoakan neneknya.
Setelah selesai sholat magrib,dan makan malam,geza pergi
keluar dan duduk di pondok kecil di samping gubuk tuanya itu,geza termenung
sambil menatap kelap kelip bintang yang di temani dengan indahnya senyuman si
bulan purnama.terlintas di benak geza,”sudah sekian lama saya di tinggal nenek,namun
nasib saya semakin sehari semakin meburuk,kapan nasib ini akan berobah?”.
Gezapun mulai tersesat dan enggan untuk bekerja.Dia mengikuti
perbuatan-perbuatan jahil teman-teman sebayanya yang senasib dengannya.Kini
Geza sudah mulai terpengaruh oleh perbuatan-perbuatan maksiat.Geza yang
dahulunya tak pernah kenalan dengan rokok,sekarang dia mulai akrab dengan
rokok.Warga kampungnya pun mulai perihatin dan banyak yang membenci Geza.Geza
yang dulunya rajin sholat,suka menolong,sekarang sudah menunjukkan sifat yang
sangat bertolak belakang.
Kelakuan geza yang berubah kea rah negative secara drastic itu
membuat warga menjadi resah.Anak yang tak tentu ibunya itu entah
dimana,keluarga yang tak peduli lagi dengannya,membuat warga kasihan
dengannya,namun dia sekarang sudah menyimpang kea rah negative.
Untuk mengisi kekosongan perutnya,sekarang geza tak lagi
mencari makanan dengan cara yang halal.geza sudah ahli dalam bidang
mencuri,merampok,dan mengambil yang bukan haknya sendiri.Sampai suatu ketika
saat geza sedang mengendap-endap masuk ke kebun pak Oman,Geza tertangkap oleh
salah seorang warga.sudah sekian kali geza tertangkap mengambil barang yang
bukan miliknya itu.geza di arak ke kantor polisi dan harus menghuni jeruji besi
itu selama 3 tahun.
Didalam rutan,geza selalu kena pukul,ditinju dan di tampar orang-orang
yang ada di dalamnya bersama dia.Akhirnya Geza jatuh sakit.Badannya mulai
kurus,lemas dan terkapar tak berdaya.
Kini Geza mulai sadar,bahwa keinginannya untuk menjadi uang
Rp.100.000 dan mempunyai sifat sama seperti uang Rp.1000,teringat kembali oleh
Geza,hatinya mulai terguncang kembali.Dikeheningan malam Geza terbangun dari
tidurnya.Bergegas Geza bewudhuk dan melaksanakan sholat tahajjud,dalam doanya
ia meneteskan air mata,air mata penyesalan karena menyesal dengan perbuatan
yang telah dilakukannya.
Teringat oleh Geza semua kesalahan yang
dilakukannya.Keluarganya yang tak pernah melihat keberadaannya selama dia di
tahan di dalam penjara.Kini Geza tidak tahu keberadaan keluarganya.Semenjak
ditinggal neneknya,Geza hanya tinggal sebatang kara.Wanita yang
melahirkannya,tak pernah ia temui sosok wajahnya.Dari kecil geza tidak pernah
mendapatkan belas kasihan dari orang tuanya.
Sudah sepantasnya Geza berbuat kemaksiatan.Setelah selesai
berdoa,geza duduk termenung sambil menganalisah semua perjalanan hidupnya.Mulai
dari menjadi penjual ikan,menjadi orang yang dermawan,sampai menjadi penghuni
rutan,telah di coba oleh Geza.Saatnya sekarang Geza menikmati masa-masa
remajanya.Tekadnya akan menjadi Rp.100.000 dan bersifat seperti Rp.1000 telah
bulat.
Tiga tahun berlalu dan gezapun terbebas dari ukumannya.Begitu
keluar dari penjara,Geza langsung bergegas kegubuk tua peninggalan mendiang neneknya
itu.Semua sudah berubah.Puing-puing sisa gubuknya tak lagi dia temukan,ntah
kemana kakinya akan di langkahkan.
Geza pergi kesuatu mesjid yang baru di bangun di kampungnya
itu,kebetulan belum ada yang akan menjadi gharim.Geza mencoba untuk mendekatkan
diri dengan para jemaah mesjid tersebut.Untuk sementara Geza menjadi seorang
gharim di mesjid.
Tekad Geza yang ingin menjadi orang kaya yang bermanfaat bagi
semua orang itu,perlahan-lahan ia mulai menampakkan.Geza menjadi guru mengaji
dan berjualan gado-gado di samping masjid itu.Penghasilannya yang lumayan lebih
dari cukup ia tabung.Sedikit demi sidikit,lama-lama menjadi bukit,Gezapun
menunaikan ibadah haji ke mekkah.Sebelum berangkat Geza pergi ke makan neneknya
yang tak jauh dari perkampungan tempat Geza tinggal sekarang.Dia menangis
tersedu-sedu,karena tidak sempat memberangkatkan neneknya untuk naik haji ke
mekkah.
Sepulangnya dari mekkah,Geza langsung membeli tanah dan
membuat sebuah rumah di depan mesjid baru itu.Sekarang Geza sudah menjadi
pengusaha gado-gado,dan pengusaha roti yang kaya raya,dan hidup menjadi orang
yang dermawan,dan juga bermanfaat bagi semua orang di kampungnya itu.
By : Dinda Kurnia Shafitri